Entri Populer

Jumat, 04 Maret 2011

Samudera Baru

Benua Afrika Retak dan Akan Terbelah?

Celah sepanjang 55 kilometer di gurun Ethiopia diperkirakan akan berkembang menjadi samudra baru. Celah selebar 6 meter di beberapa titik tersebut mulai terbuka tahun 2005, dan sejumlah ahli geologi yakin itu akan menjadi cikal bakal samudra baru.  -_-


Dalam sebuah penelitian yang melibatkan tim peneliti internasional dan dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, terungkap bahwa proses terbentuknya celah itu serupa dengan yang terjadi di dasar samudra. Aktivitas yang sama saat ini juga terjadi di Laut Merah. 

Menggunakan kumpulan data seismik dari 2005, para peneliti mencoba merekonstruksi peristiwa itu untuk menunjukkan bahwa celah itu terbuka sepanjang 55 kilometer hanya dalam waktu beberapa hari. Mulanya, Dabbahu, yang merupakan gunung berapi di ujung utara celah, meletus, lalu aliran magma mendorong melalui tengah-tengah celah dan mulai membuka retakan di kedua arah.

"Kita tahu bahwa pegunungan dasar laut muncul akibat desakan magma seperti ini, tapi kita tak pernah tahu bahwa desakan magma bisa membuatnya terpecah seperti ini," kata Cindy Ebinger, Profesor Ilmu Bumi dan Lingkungan Hidup di Universitas Rochester.
 

Hal itu menunjukkan bahwa gunung berapi aktif di sepanjang tepi lempeng tektonik samudra bisa tiba-tiba pecah dalam bagian yang luas, dan bukan dalam bagian kecil-kecil seperti yang diyakini selama ini. Peristiwa retakan yang datang tiba-tiba di daratan akan lebih berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” ucap Ebinger.
 
Lempengan Afrika dan Arab yang bertemu di padang terpencil Afar Ethiopia Utara kini mulai merekah akibat proses itu dengan laju kurang dari 1 inci per tahun selama 30 juta tahun terakhir. Celah ini membentuk depresi Afar sepanjang 300 km hingga Laut Merah.
Melalui jalur itu, Laut Merah diperkirakan akan mengalir ke rekahan Ethiopia dan membentuk laut baru sekitar sejuta tahun mendatang. Laut baru itu akan menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden, serta Laut Arab antara Yaman di Jazirah Arab dan Somalia di Afrika Timur.
^_^


Rabu, 02 Maret 2011

Kelainan Tulang ANAK

Kelainan Tulang Pada anak-anak

þ Kelainan Tulang Kaki

1.    Webbing Jari Kaki/Jari Bebek
Jari-jari kaki berjarak lebih lebar dari normal. Biasanya kaki berfungsi normal, tak mengganggu seperti jari dempet.

2.   In/Out-Toeing
Telapak kaki atau jari kaki bengkok ke arah dalam atau luar. Biasanya akibat salah posisi atau postur tubuh. In-toeing makin buruk jika bayi tidur tengkurap. Gangguan ini bisa dikoreksi sendiri sejalan dengan pertumbuhan anak dan jarang memerlukan penanganan khusus.

3.   Jari Tambahan atau Syndactilly
Jari tambahan membuat kaki susah mengepaskan dengan sepatu. Biasanya dihilangkan dengan operasi sebelum bayi mulai berjalan atau memakai sepatu.

4.   Telapak Kaki Datar (Flat Feet)
Umumnya terjadi karena timbunan lemak pada telapak kaki bayi. Tak perlu dicemaskan, kecuali jika problem ini tak hilang setelah anak berusia 5 tahun. Ada dua jenis kaki datar yang bisa dialami Si Kecil, yaitu flat feet Fleksibel dan flat feet rigid.
Flat Feet Fleksibel adalah kondisi dimana tidak adanya lengkung di telapak kaki. Namun, ini bukan kelainan berat. "Penyebabnya karena tekstur kaki tidak mengikuti lengkung tulang, bila berjinjit, lengkungannya baru akan terlihat," jelas dokter Spesialis Bedah Orthopaedi di RS Fatmawati, Jakarta, ini.
Sedangkan flat feet rigid atau fixed, disebabkan oleh tulang kaki yang tidak melengkung seperti yang seharusnya. Akibatnya, Si Kecil pun akan tidak mempunyai lengkung kaki. "Bahkan dengan berjinjit pun, telapak kaki tidak akan melengkung seperti pada fleksibel flat feet." Agar tidak sering merasa sakit bila berjalan jauh, biasanya dokter akan menyarankan Si Kecil menggunakan sepatu khusus.

5.   Jari Merpati atau Pigeon Toe
Jari-jari kaki menekuk ke dalam, seperti kaki merpati. Bayi baru lahir punya pigeon toe karena kebiasaan mereka saat dalam kandungan. Kondisi ini biasanya hilang sendiri pada usia 5 tahun. Jika tetap berlanjut, bisa jadi ada penyakit, atau karena pembentukan tulang yang salah secara bawaan.
6.   Clubfoot
Terjadi pada 1 di antara 1.000 kelahiran. Pada 95% kasus, bagian depan kaki menekuk ke bawah, tungkai tertarik ke atas, atau tumit menekuk ke dalam. Biasanya problem ini tak bisa terkoreksi sendiri atau bahkan dengan stretching yang teratur. Penanganan harus dimulai segera setelah anak lahir. Biasanya dengan beberapa tindakan korektif non-operasi. Jika cara-cara ini gagal, operasi dilakukan saat bayi berusia 2-3 bulan.

7.   Kaki Pengkor atau CTEV (Congenital Talipes Equinus Varus)
kelainan lahir dengan ciri kaki bayi menunjuk ke bawah dan terputar ke dalam. Secara klinis hal ini bisa ditunjukkan dengan rotasi tungkai ke bawah ke arah dalam, hingga anak berjalan dengan bagian luar kaki. Kasus ini terjadi karena kurang sempurnanya pembentukan di trimester pertama kehamilan, sehingga terjadi kompresi dalam kandungan, maupun kelainan otot dan sendi.
Ada dua tipe CTEV, yaitu CTEV tipe fleksibel yakni yang bisa dikoreksi dan CTEV tipe rigid. "Kalau ini terjadi, sebaiknya tangani sedini mungkin." Bahkan sejak anak lahir. Cara yang dilakukan antara lain mengkoreksi kaki dengan menggunakan gips. "Kalau sudah ada kemajuan, bayi kemudian diberi sepatu khusus (night splin)." Sedangkan kalau yang diderita adalah tipe rigid, harus dilakukan operasi.

8.   Kaki X atau Varus
Kaki anak berbentuk X. Ini bisa dilihat dari sikap berdirinya. Jika ia berdiri, kedua lututnya saling bersentuhan, tetapi pergelangan kakinya tidak. Lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan lelaki. Anak yang kelebihan berat badan (obesitas) juga bisa terancam varus, karena tulang mereka tidak cukup kuat menahan berat badan.
Varus bisa terjadi saat usia 4 tahun, tapi pada usia 7 tahun kaki anak akan lurus. Jika tak membaik, mungkin anak kena penyakit juvenile rheumatoid arthritis, ricketsia, atau infeksi lain. Anak mesti di-fisioterapi. Operasi mungkin diperlukan tapi jika anak sudah berumur 10-12 tahun, sebelum perkembangan tubuh berhenti.

9.   Kaki O atau Valgus/Bowlegs
Kondisi ini terjadi karena kaki bayi terlipat saat dalam rahim. Kaki biasanya mengalami valgus sampai usia 2 tahun. Jika bertahan hingga usia 3 tahun, dokter akan memberi penanganan yang cocok untuk anak. Bisa berupa splinting, gips, pemakaian brace (penjepit) atau operasi.
Kadang valgus terjadi karena produksi lemak pada kaki anak. Valgus bisa disebabkan oleh penyakit Blount, yakni tulang kering melengkung dan tidak secara tepat masuk dalam sendi lutut. Jika bengkoknya terlihat lebih pada satu kaki saja, penyebabnya bisa karena hambatan pertumbuhan. Biasanya valgus akan normal kembali saat anak usia 8 tahun.
Kelainan Varus dan Valgus ini mempunyai penyebabnya sama, yakni karena lembeknya ligamen sebelah dalam. "Begitu lembeknya sehingga waktu anak berdiri, kakinya tidak dapat menunjang tubuh dengan baik," lanjut Sofyan. Ini juga baru tampak saat bayi berdiri. Kelainan seperti ini biasanya tidak berbahaya.

10. Congenital Dislocation of The Hip (CDH)
Kondisi ini disebabkan benggol lutut keluar atau tidak masuk dengan baik, pada pangkal paha. Kelainan ini bisa juga terjadi akibat sempitnya jalan lahir saat persalinan, sehingga menyebabkan terjadinya dislokasi pada tulang bayi. Bila tidak segera diberikan tindakan perbaikan, akan menyebabkan kelainan bentuk tubuh saat Si Kecil beranjak besar.

11. Proximal Femoral Focal Deficiency (PFFD)
Proximal femoral focal deficiency (PFFD) adalah kelainan bawaan yang jarang terjadi pada tulang pangkal paha atas (thighbone). "Kelainan ini menyebabkan panjang pangkal paha berkurang, sehingga paha yang satu lebih pendek dari yang lainnya atau pendek kedua-duanya." Biasanya kelainan dibarengi dengan kelainan lahir lainnya.
PFFD bukanlah kelainan genetik atau keturunan, kelainan ini disinyalir akibat infeksi akibat toksin tertentu. Sejauh ini, penyebabkan diperkirakan toksin thalidomide dan tranquilizer yang bisa menimbulkan sebab khusus. Ada berbagai macam jenis PFFD, dengan penanganan yang berbeda. Pada kondisi tertentu, tulang paha dapat lebih memanjang sehingga Si Kecil bisa berjalan dengan lebih baik.

þ Kelainan Tulang Tubuh

1.    Scoliosis
Skoliosis merupakan kurva abnormal dari tulang belakang. Normalnya, bila dilihat dari bidang tampak depan/koronal, kurva tulang belakang lurus satu garis dari leher sampai sacrococcygeus (tulang ekor). Bila dilihat dari sisi samping/lateral view terdapat kurva ke depan terus ke belakang. "Gunanya menjaga supaya tulang belakangnya stabil.
Tulang leher melengkung ke depan (lordosis), tulang punggung melengkung ke belakang (kifosis), tulang lumbal (pinggang) akan ke depan lagi, kemudian pada tulang sakrum (tulang duduk) akan ke belakang atau kifosis, sampai ke tulang ekor. Skoliosis terjadi bila ada suatu penyimpangan atau deviasi ke arah lateral (kiri atau kanan) sehingga bengkok dan tak lurus.
Berat ringannya skoliosis tergantung dari besar kecil derajat lengkungnya. Disebut ringan bila derajatnya di bawah 20 derajat. Disebut sedang, bila lengkungnya antara 20-40 derajat. Kondisi berat terjadi bila lengkungnya di atas 40 derajat dan sangat berat sekitar ratusan derajat. Penyebab skoliosis bermacam-macam. Bila derajat lengkungnya melebihi 40 derajat, maka penderita skoliosis dianjurkan operasi.
Dr. Kemal Hastobroto Salim, SpOT, spesialis Orthopedi & Traumatologi dari RS Bunda Margonda, mengatakan agar kelainan tulang dapat segera diatasi, orangtua perlu mendengarkan keluhan anak dan segera mengeceknya ke dokter. Selain itu, sering-seringlah melakukan kontak fisik dengan anak seperti menggantikan bajunya untuk mengamati tulang punggung anak. Umumnya anak perempuan lebih berisiko terkena skoliosis, katanya
Skoliosis, dapat ditandai oleh beberapa ciri berikut ini:
² Riwayat skoliosis dalam keluarga.
² Nyeri pada pinggang/punggung anak.
² Adanya tanda berupa bercak-bercak cokelat pada kulit.
² Pundak tidak sama tinggi.
² Pinggul tidak sama tinggi.
² Tulang belikat menonjol sebelah.
² Jarak antara lengan dan pinggang kanan maupun kiri tidak sama.
Skoliosis dapat diperburuk oleh beberapa hal sebagai berikut:
² Kegemukan
Kelebihan berat badan dapat memperberat beban terhadap tulang belakang disamping mempengaruhi keberhasilan pemakaian brace.
² Usia
Semakin muda usia munculnya skoliosis, semakin besar kemungkinan gangguan ini akan menjadi semakin parah.
² Sudut kurva
Semakin besar sudut, semakin besar kemungkinan akan mengalami pemburukan apabila tidak dilakukan tindakan.
² Lokasi
Skoliosis di bagian tengah atau bawah tulang punggung lebih kecil kemungkinan menjadi buruk ketimbang skoliosis di bagian atas karena beban berat badan di bagian bawah lebih besar.

2.   Spina Bifida
Spina bifida terjadi apabila tulang belakang (vertebrae) bayi tidak menutup dengan baik, yaitu tidak tertutupnya bagian spinal dengan tulang belakang yang menonjol (bulge). Spina bifida dapat terjadi pada setiap bagian tulang belakang, pada saat janin masih di dalam kandungan.
Jenis lain dari kelainan tulang belakang ini, yaitu spina bifida occulta. Kelainan yang secara kasat mata tidak terlihat, karena berada di bawah kulit ini, merupakan kelainan dimana pada beberapa ruas tulang belakang tidak terdapat kleps yang menonjol. "Karena kelainan ini tidak dapat terlihat dengan nyata, kecuali kalau kita menyentuhnya, biasanya banyak orang yang tidak menyadari adanya kelainan ini, " terang Dr. Sofyan.

3.   Sprengel Deformity
Sprengel Deformity adalah kelainan bawaan yang terjadi pada tulang punggung atau tulang belikat(Scapula). Tulang belikat letaknya lebih tinggi dibandingkan tulang lain di sekitarnya. Punggung yang letaknya meninggi ini menyebabkan tulang belakang dan leher merapat, sehingga mempengaruhi gerakan lengan tangan pada bagian yang mengalami kelainan tersebut. Hingga saat ini, penyebab kelainan ini masih belum diketahui.

4.   Torticollis
Kelainan ini terjadi akibat adanya tarikan otot pada tulang tengkuk, sehingga menyebabkan adanya distorsi pada leher. Kondisi ini menyebabkan leher akan tertarik pada satu sisi dimana tarikan otot terjadi. Ini membuat wajah terlihat miring ke satu sisi. Penyebabnya bisa karena bawaan, keadaan histeris atau adanya tekanan pada susunan syaraf tertentu. Torticollis juga dikenal dengan nama Wryneck.


þ Kelainan Tulang Tangan
1.    Radius and Ulna
Radius and Ulna merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada tulang lengan bawah. Panjang tulang bawah lengan tidak tumbuh normal. Kelainannya bisa terjadi secara keseluruhan atau pada bagian tertentu. Kelainan ini menyebabkan fungsi tangan tidak bekerja dengan baik.
Radial Clubhand merupakan bentuk lain dari kelainan yang terjadi pada lengan, ini terjadi bila pada tulang bawah lengan tidak terbentuk sama sekali. Sehingga tangan menjadi tidak tersangga dengan baik, yang menyebabkan tangan menjadi menekuk ke dalam. "Pada bayi, biasanya dilakukan gips atau menggunakan brace."
2.   Webbing Jari-jari Tangan
Seperti halnya pada jari kaki, pada kondisi ini jari-jari tangan berjarak lebih lebar dari normal. Biasanya tangan masih berfungsi dengan baik dan tidak mengganggu.

3.   Jari Tambahan atau Syndactilly

Sama dengan jari kaki, jari tambahan bisa terjadi pada tangan. Biasanya jari tambahan 

Rabu, 26 Januari 2011

NENEK MOYANG NUSANTARA PENGUASA BAHARI DUNIA!!

Ceng Ho dan Colombus adalah dua pelaut ulung yang tersohor di penjuru dunia. Mereka terkenal sebagai figur tangguh yang berani menantang ganasnya samudra dengan perahu sejarahnya. Tapi tahukah anda, ternyata kepiawaian mereka jauh ketinggalan dari pelaut Nusantara. Mungkin anda tidak percaya begitu saja. Tapi, demi membuktikan kebenaran itulah Robert dick-read, peneliti asal Inggris bersusah payah menyusun bukunya.

Dengan berdasar pada sumber sejarah yang berlimpah, Dick bercerita tentang pelaut-pelaut nusantara yang sudah menjejakkan kaki di Afrika sejak abad ke-5 M. Jauh sebelum bangsa Eropa mengenal Afrika dan jauh sebelum bangsa Arab berlayar ke Zanzibar. Ceng Ho apalagi, pelaut China yang pernah mengadakan muhibah ke Semarang pada abad ke-14 M ini jelas ketinggalan dari moyang kita.

Yang menarik, penelitian Dick-read tentang pelaut nusantara ini seperti kebetulan. Awalnya, ia datang ke mozambik pada 1957 untuk meneliti masa lalu Afrika. Disana. untuk pertama kalinya mendengar bagaimana masyarakat Madagaskar fasih berbicara dengan bahasa Austronesia laiknya pemukim di wilayah pasifik. Ia juga tertarik dengan perompak Madagaskar yang menggunakan Kano (perahu yang mempunyai penyeimbang di kanan-kiri) yang mirip perahu khas Asia timur. Ketertarikannya memuncak setelah ia banyak menghadiri seminar tentang masa lalu Afrika, yang menyiratkan adanya banyak hubungan antara Nusantara dan sejarah Afrika.

Dalam penelusurannya, Dick-read menemukan bukti-bukti mutakhir bahwa pelaut Nusantara telah menaklukkan samudra hindia dan berlayar sampai Afrika Sebelum bangsa Eropa, Arab, dan Cina memulai penjelajahan bahari mereka.

Diantara bukti tersebut adalah banyaknya kesamaan alat-alat musik, teknologi perahu, bahan makanan, budaya dan bahasa bangsa Zanj (ras Afro-Indonesia) dengan yang ada di Nusantara. Di sana, ditemukan sebuah alat musik sejenis Xilophon atau yang kita kenal sebagai Gambang dan beberapa jenis alat musik dari bambu yang merupakan alat musik khas Nusantara. Ada juga kesamaan pada seni pahat patung milik suku Ife, Nigeria dengan patung dan relief perahu yang ada di Borobudur.

Beberapa tanaman khas Indonesia yang juga tak luput di hijrahkan ke sana, semisal pisang raja, ubi jalar, keladi dan jagung. Menurut penelitian George Murdock, profesor berkebangsaan Amerika pada 1959, tanaman-tanaman itu dibawa orang-orang Indonesia saat melakukan perjalan ke Madagaskar.

Bukan itu saja, di dalam bukunya anda akan menemukan berbagai hipotesa mengejutkan mengenai kehebatan pelaut Nusantara. Diantaranya, rentang antara abad ke-5 dan ke-7 M, kapal-kapal Nusantara banyak mendominasi pelayaran dagang di Asia. Pada waktu itu perdagangan bangsa Cina banyak bergantung pada jasa para pelaut Nusantara. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa perkapalan Cina ternyata banyak mengadopsi teknologi dari Indonesia. Bahkan kapal Jung yang banyak dipakai orang Cina ternyata dipelajari dari pelaut Nusantara.

Di afrika juga ada masyarakat yang disebut Zanj yang mendominasi pantai timur Afrika hampir sepanjang millennium pertama masehi. Lalu siapakah Zanj, yang namanya merupakan asal dari nama bangsa Azania, Zanzibar dan Tanzania? Tak banyak diketahui. Tapi ada petunjuk yang mengarahkan kesamaan Zanj Afrika dengan Zanaj atau Zabag di Sumatera.

Dalam hal ini, Dick mengajukan dugaan kuat keterikatan Zanj, Swarnadwipa dan Sumatera. Swarnadwipa yang berarti Pulau emas merupakan nama lain Sumatera. Hal ini dapat dilihat dalam legenda Hindhu Nusantara. Dick menduga, banyaknya emas di Sumatera ini dibawa oleh Zanj dan pelaut nusantara dari Zimbabwe, Afrika. Karena, Dick juga menemukan bukti yang menyatakan tambang-tambang emas di Zimbabwe mulanya dirintis oleh pelaut Nusantara yang datang ke sana. Sebagian tak kembali dan membentuk ras Afro-Indonesia. Mungkin ras inilah yang disebut Zanj.

Terlepas dari percaya atau tidak, nyatanya penulis telah menjabarkan banyak bukti yang menceritakan kehebatan pelaut Nusantara. Hal ini tentu menjadi kebangaan tersendiri bagi kita sebagai keturunannya.

Tapi, jangan berhenti sampai kebanggaan itu saja. Kita juga harus malu dan berbenah diri jika faktanya dunia kemaritiman kita saat ini jauh dari kehebatan mereka. Yang kita lihat sekarang, ikan kita banyak dicuri, banyak penyelundupan melalui laut, sedang armada dan peralatan kelautan kita tidak mencukupi untuk menjaga keamanan. Yang terparah, kredibilitas bangsa pun ikut kalah, ini bisa kita cermati dari kasus ambalat dan ekstradisi Indonesia-Singapura yang merugikan kita.

Akhirnya, Adalah tugas kita semua sebagai bangsa untuk kembali menegakkan kejayaan kemaritiman yang pernah diraih oleh para moyang kita. Agar kita bisa berdaulat di lautan sendiri.

Tradisi besar maritim Nusantara

Jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa di perairan Nusantara pada paruh pertama abad XVI, pelaut-pelaut negeri ini telah menguasai laut dan tampil sebagai penjelajah samudra. Kronik China serta risalah-risalah musafir Arab dan Persia menorehkan catatan agung tentang tradisi besar kelautan nenek moyang bangsa Indonesia.

Serangkaian penelitian mutakhir yang dilakukan Robert Dick-Read (Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika, 2008) bahkan memperlihatkan fenomena mengagumkan. Afrikanis dari London University ini, antara lain, menyoroti bagaimana peran pelaut-pelaut nomaden dari wilayah berbahasa Austronesia, yang kini bernama Indonesia, meninggalkan jejak peradaban yang cukup signifikan di sejumlah tempat di Afrika. Buku ini bercerita tentang pelaut-pelaut Nusantara yang berlayar sampai ke Afrika pada masa lampau, jauh sebelum bangsa Eropa mengenal Afrika selain gurun Saharanya, dan jauh sebelum bangsa Arab dan Shirazi menemukan kota kota-kota eksotis di pantai timur Afrika seperti Kilwa,Lamu dan Zanzibar.

Pendek kata, penelitian dalam buku ini mengungkap bukti-bukti mutakhir bahwa para pelaut Nusantara telah menaklukkan samudra jauh sebelum bangsa eropa,Arab dan China memulai zaman penjelajajahn bahari mereka. Sejak abad ke-5 M,para pelaut Nusantara telah mampu menyeberangi Samudera Hindia hingga mencapai Afrika.

Para petualang Nusantara ini bukan hanya singgah di Afrika. Mereka juga meninggalkan banyak jejak di kebudayaan di seluruh Afrika. Mereka memperkenalkan jenis-jenis tanaman baru, teknologi, musik, dan seni yang pengaruhnya masih bisa ditemukan dalam kebudayaan Afrika sekarang.

Dalam buku ini, ada beberapa hipotesis yang cukup mengejutkan :

- antara abad ke-5 dan ke-7, kapal-kapal Nusantara mendominasi pelayaran dagang di Asia

- pada abad-abad itu, perdagangan bansga China banyak bergantung pada jasa para
pelaut Nusantara

- sebagian teknologi kapal jung dipelajari bangsa China dari pelaut-pelaut Nusantara,
bukan sebaliknya

- dari manakah asal emas berlimpah yang membuat Sumatera dijuluki Swarnadwipa
(Pulau Emas) ? Mungkinakah dari Zimbabwe

- Mungkinkah tambang-tambang emas kuno di Zimbabwe dibangun oleh para perantau Nusantara ?

Dan masih banyak lagi data sejarah yang dipaparkan buku ini, yang pasti akan banyak mengubah pandangan kitas tentang kehebatan peradaban Nusantara pada masa kuno. Sebuah bacaan yang dapat menambah wawasan kita mengenai kehebatan nenek moyang bangsa ini.

Para penjelajah laut dari Nusantara diperkirakan sudah menjejakkan kaki mereka di Benua Afrika melalui Madagaskar sejak masa-masa awal tarikh Masehi. Jauh lebih awal daripada bangsa Eropa mengenal Afrika selain Gurun Sahara-nya dan jauh sebelum bangsa Arab dan Zhirazi dengan perahu dhow mereka menemukan kota-kota eksotis di Afrika, seperti Kilwa, Lamu, dan Zanzibar.

”Meskipun (para pelaut Nusantara) tidak meninggalkan catatan dan bukti-bukti konkret mengenai perjalanan mereka, sisa-sisa peninggalan mereka di Afrika jauh lebih banyak daripada yang diketahui secara umum,”

Catatan hasil penelitian Dick-Read kian memperkaya khazanah literatur tentang peran pelaut-pelaut Indonesia pada masa lampau. Bukti-bukti mutakhir tentang penjelajahan pelaut Indonesia pada abad ke-5 yang dibentangkan Dick-Read makin mempertegas pandangan selama ini bahwa sejak lebih dari 1.500 tahun lampau nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut sejati.

Meskipun sejak 500 tahun sebelum Masehi orang-orang China sudah mengembangkan beragam jenis kapal dalam berbagai ukuran, hingga abad VII kecil sekali peran kapal China dalam pelayaran laut lepas.

Jung-jung China lebih banyak melayani angkutan sungai dan pantai.

Tentang hal ini, Oliver W Wolters (1967) mencatat bahwa dalam hal hubungan perdagangan melalui laut antara Indonesia dan China—juga antara China dan India Selatan serta Persia—pada abad V-VII, terdapat indikasi bahwa bangsa China hanya mengenal pengiriman barang oleh bangsa Indonesia.

I-Tsing, pengelana dari China yang banyak menyumbang informasi terkait masa sejarah awal Nusantara, secara eksplisit mengakui peran pelaut-pelaut Indonesia. Dalam catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 Masehi) dari Kanton ke Perguruan Nalanda di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya, negeri yang ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di ”Laut Selatan”.

Dengan kata lain, arus perdagangan barang dan jasa menjelang akhir milenium pertama di ”jalur sutra” melalui laut-meminjam istilah arkeolog Hasan Muarif Ambary (alm)-sangat bergantung pada peran pelaut-pelaut Indonesia. Tesis Dick-Read bahkan lebih jauh lagi, bahwa pada awal milenium pertama kapal-kapal Kun Lun (baca: Indonesia) sudah ikut terlibat dalam perdagangan di Mediterania.

Masyarakat bahari

Denys Lombard (Nusa Jawa: Silang Budaya, Jilid 2), mengidentifikasikannya sebagai orang-orang laut, sedangkan Dick-Read merujuk ke sumber yang lebih spesifik: orang-orang Bajo atau Bajau. Mereka ini semula berdiam di kawasan Selat Melaka, terutama di sekitar Johor saat ini, sebelum akhirnya menyebar ke berbagai penjuru Nusantara, dan pada sekitar abad XIV sebagian besar bermukim di wilayah timur Indonesia.

Peran yang dimainkan para pelaut Indonesia pada masa silam tersebut terus berlanjut hingga kedatangan orang-orang Eropa di Nusantara. Para penjelajah laut dan pengelana samudra inilah yang membentuk apa yang disebut Adrian B Lapian, ahli sejarah maritim pertama Indonesia, sebagai jaringan hubungan masyarakat bahari di Tanah Air.

Anthony Reid (Sejarah Modern Awal Asia Tenggara, 2004) menyebut kelompok masyarakat berbahasa Austronesia ini sebagai perintis yang merajut kepulauan di Asia Tenggara ke dalam sistem perdagangan global.

Akan tetapi, pada abad XVIII masyarakat Nusantara dengan budaya maritimnya yang kental itu mengalami kemunduran. Monopoli perdagangan dan pelayaran yang diberlakukan pemerintahan kolonial Belanda, walau tidak mematikan, sangat membatasi ruang gerak kapal-kapal pelaut Indonesia.

Ironisnya, setelah 68 tahun Indonesia merdeka, setelah PBB mengakui Deklarasi Djoeanda (1957) bahwa Indonesia adalah negara kepulauan, tradisi besar itu masih saja dilupakan.

Kini, kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat nelayan dijumpai di banyak tempat, sementara di sisi lain, kekayaan laut kita terus dikuras entah oleh bangsa lain.

Sebagai penduduk Indonesia sudah sepatutnya kita berbangga diri. Pasalnya, nenek moyang bangsa Indonesia ternyata adalah orang yang gemar berpetualang menjelajahi penjuru Bumi dengan menyeberangi samudra hingga mampu menyebarkan berbagai peninggalan yang masih dapat dijumpai hingga kini di berbagai tempat dataran benua Afrika.

Hal itu menjadi bukti bahwa jauh sebelum bangsa Eropa membanggakan diri karena mengklaim bahwa pelayarannya adalah yang terhebat di dunia karena berhasil melakukan perjalanan keliling samudra pada abad XVI, ternyata nenek moyang bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu melakukannya. Bahkan penjelajahan penduduk Indonesia dibarengi dengan fasilitas perahu dengan teknologi modern dan sarana pendukung yang serba canggih pada masa itu, hingga membuat perjalanan menyusuri ’dunia baru’ bukanlah sesuatu hal yang sulit dilakukan.

Sehingga dapat dikatakan jika pelayaran itu sangat heroik dan jauh di luar batas kemampuan berlayar bangsa mana pun di dunia pada era tersebut. Padahal itu dilakukan pelaut Nusantara seribu tahun lebih sebelum petualangan Columbus di era modern.

Penjelajahan Bahari akan mengajak pembaca untuk sejenak menikmati romantisme kejayaan bangsa Indonesia kuno. Buku ini merupakan karya ilmiah hasil penelitian Robert Dick-Read, seorang Afrikanis dari London University yang disusun berdasarkan sumber data melimpah dan dapat dipertanggungjawabkan, yang merupakan hasil dari penelitian seni dan budaya di banyak daerah yang ada peninggalan sejarah dari Nusantara. Karir dan reputasi penulis dipertaruhkan dalam isi buku ini, karena hasil intrepertasinya bisa mengundang berbagai pertanyaan dan kecaman dari ahli sejarah yang berbeda pandangan dengannya.

Dari berbagai sumber yang telah diteliti, penjelajah laut dari Nusantara menginjakkan kakinya pertama kali di benua Afrika melalui Madagaskar. Kedigdayaan pelaut Nusantara yang tercatat pertama kali dalam sejarah adalah masa ketika kerajaan Sriwijaya, yang ibu kotanya di Palembang, tepatnya di tepi sungai Musi, berhasil membangun angkatan laut kerajaan terkuat, besar dan tangguh, yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia.

Memang sejarah modern mencatat bahwa pelayaran keliling lautan luas pertama kali dilakukan oleh armada Cheng Ho dari negeri Cina dan pelaut Eropa di zaman Columbus. Padahal fakta itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun tidak ada catatan otentik yang tersisa, namun dapat disebut bahwa pelaut Nusantara yang dipelopori armada laut Sriwijaya sudah terlebih dahulu berhasil mengarungi samudra.

Menurut Robert Dick-Read, bukti mutakhir bahwa para pelaut Nusantara telah menaklukkan samudra jauh sebelum bangsa Eropa, Arab, Cina, dan India memulai zaman penjelajahan bahari masih bisa ditelusuri buktinya. Karena sejak abad ke-5 masehi, para pelaut Nusantara sudah mampu menyeberangi Samudra Hindia hingga mencapai benua Afrika dan masih meninggalkan jejak nyata hingga sekarang.

Sebuah inskripsi kuno pada abad VII masehi yang ditemukan di Palembang menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya adalah kelompok pertama pelaut Nusantara yang berhasil menyebarkan armadanya hingga daratan Afrika. Pasalnya, pada zaman keemasan Sriwijaya, saat itu penguasa kerajaan membutuhkan emas dalam jumlah besar dan mereka mendatangkan pasokan emas itu dari pertambangan emas kuno yang ada di Zimbabwe. Ditambah bukti adanya banyak penduduk Madagaskar pada masa lalu yang melakukan hubungan dengan penghuni Sumatra Selatan semakin menguatkan asumsi bahwa angkatan laut kerajaan Sriwijaya telah berhasil menduduki tanah yang ditemukannya itu.

Para petualang Nusantara ini tidak sekedar hanya singgah di dataran Afrika, melainkan juga menetap dan meninggalkan banyak kebudayaan di seluruh dataran yang berhasil disinggahinya. Banyaknya jejak pelaut Nusantara tersebut meninggalkan kebudayaan diantaranya dengan ditemukannya teknologi, tanaman baru, musik, dan seni yang pengaruhnya masih bisa dijumpai dalam kehidupan masyarakat Afrika sekarang.

Misalnya dalam kehidupan masyarakat Zanj yang menghuni daerah Madagaskar bagian utara, mereka menangkap buruan dengan menggunakan keranjang yang sebenarnya mirip dengan teknik menangkap ikan di semenanjung Malaya dan Indonesia. Tidak banyak yang diketahui untuk mengungkap asal usul ras tersebut, namun ada satu petunjuk yang akan menggiring kita untuk menemukan jawabannya, yaitu Zanj adalah ras keturunan Afro-Indonesia yang menetap di Afrika Timur.

Bahkan, tanaman ubi jalar, pisang raja, dan beragam jenis pisang yang hidup di daratan Afrika Timur juga merupakan tanaman yang dibawa oleh penjelajah Indonesia yang melakukan perjalanan ke Madagaskar. Dan pada waktu yang sama tanaman itu menyebar sampai Afrika Barat karena dibawa melalui perjalanan darat melalui Somalia, Ethiopia Selatan, dan Sudan.

Fakta di atas juga digunakan Alexander Adelaar (pakar lainnya) ketika mempelajari asal-usul bahasa Madagaskar. Dari hasil analisisnya, dia bahkan berani membeberkan hipotesis bahwa bahasa penduduk Madagskar (Malagasi) dan Melayu sangat mirip. Tidak hanya itu, kekuatan unsur genetik dan budaya Afrika di Madagaskar yang sangat besar, serta banyaknya jumlah kata dalam perbendaharaan kata masyarakat Afrika semakin memperkuat asumsi bahwa pulau tersebut dulu dihuni bangsa Afro-Indonesia, yang merupakan cikal bakal penduduk Nusantara.

Berbagai hipotesis mengejutkan yang mungkin selama ini belum pernah terpikirkan sebelumnya. Karena tidak ada literatur yang dengan secara gamblang menulis bukti bahwa antara abad ke-5 dan ke-7, kapal Nusantara telah berhasil mendominasi pelayaran dagang di kawasan Asia hingga mampu menjelajah jauh sampai ujung Afrika.

Bahkan jika selama ini masyarakat banyak percaya bahwa peradaban bangsa Cina menjadi pusat peradaban dunia tempo dulu, fakta itu termentahkan setelah membaca buku ini. Meskipun tak dimungkiri jika peranan Cina juga cukup besar di Asia, namun pada abad V sampai VII masehi perdagangan bangsa Cina banyak tergantung pada jasa dan suplai produk para pelaut Nusantara, bukan sebaliknya seperti yang selama ini tertulis diberbagai literatur.

Beragam data sejarah yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat luas, bahkan kalangan sejarawan. Sehingga pembaca berpotensi akan banyak mengalami perubahan paradigma berpikir setelah membaca secara detail rangkaian fakta kehebatan peradaban Nusantara pada masa kuno yang pelayarannya mampu menyeberangi samudra hingga menemukan benua Afrika.