Entri Populer

Jumat, 04 Maret 2011

Samudera Baru

Benua Afrika Retak dan Akan Terbelah?

Celah sepanjang 55 kilometer di gurun Ethiopia diperkirakan akan berkembang menjadi samudra baru. Celah selebar 6 meter di beberapa titik tersebut mulai terbuka tahun 2005, dan sejumlah ahli geologi yakin itu akan menjadi cikal bakal samudra baru.  -_-


Dalam sebuah penelitian yang melibatkan tim peneliti internasional dan dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, terungkap bahwa proses terbentuknya celah itu serupa dengan yang terjadi di dasar samudra. Aktivitas yang sama saat ini juga terjadi di Laut Merah. 

Menggunakan kumpulan data seismik dari 2005, para peneliti mencoba merekonstruksi peristiwa itu untuk menunjukkan bahwa celah itu terbuka sepanjang 55 kilometer hanya dalam waktu beberapa hari. Mulanya, Dabbahu, yang merupakan gunung berapi di ujung utara celah, meletus, lalu aliran magma mendorong melalui tengah-tengah celah dan mulai membuka retakan di kedua arah.

"Kita tahu bahwa pegunungan dasar laut muncul akibat desakan magma seperti ini, tapi kita tak pernah tahu bahwa desakan magma bisa membuatnya terpecah seperti ini," kata Cindy Ebinger, Profesor Ilmu Bumi dan Lingkungan Hidup di Universitas Rochester.
 

Hal itu menunjukkan bahwa gunung berapi aktif di sepanjang tepi lempeng tektonik samudra bisa tiba-tiba pecah dalam bagian yang luas, dan bukan dalam bagian kecil-kecil seperti yang diyakini selama ini. Peristiwa retakan yang datang tiba-tiba di daratan akan lebih berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” ucap Ebinger.
 
Lempengan Afrika dan Arab yang bertemu di padang terpencil Afar Ethiopia Utara kini mulai merekah akibat proses itu dengan laju kurang dari 1 inci per tahun selama 30 juta tahun terakhir. Celah ini membentuk depresi Afar sepanjang 300 km hingga Laut Merah.
Melalui jalur itu, Laut Merah diperkirakan akan mengalir ke rekahan Ethiopia dan membentuk laut baru sekitar sejuta tahun mendatang. Laut baru itu akan menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden, serta Laut Arab antara Yaman di Jazirah Arab dan Somalia di Afrika Timur.
^_^


Rabu, 02 Maret 2011

Kelainan Tulang ANAK

Kelainan Tulang Pada anak-anak

þ Kelainan Tulang Kaki

1.    Webbing Jari Kaki/Jari Bebek
Jari-jari kaki berjarak lebih lebar dari normal. Biasanya kaki berfungsi normal, tak mengganggu seperti jari dempet.

2.   In/Out-Toeing
Telapak kaki atau jari kaki bengkok ke arah dalam atau luar. Biasanya akibat salah posisi atau postur tubuh. In-toeing makin buruk jika bayi tidur tengkurap. Gangguan ini bisa dikoreksi sendiri sejalan dengan pertumbuhan anak dan jarang memerlukan penanganan khusus.

3.   Jari Tambahan atau Syndactilly
Jari tambahan membuat kaki susah mengepaskan dengan sepatu. Biasanya dihilangkan dengan operasi sebelum bayi mulai berjalan atau memakai sepatu.

4.   Telapak Kaki Datar (Flat Feet)
Umumnya terjadi karena timbunan lemak pada telapak kaki bayi. Tak perlu dicemaskan, kecuali jika problem ini tak hilang setelah anak berusia 5 tahun. Ada dua jenis kaki datar yang bisa dialami Si Kecil, yaitu flat feet Fleksibel dan flat feet rigid.
Flat Feet Fleksibel adalah kondisi dimana tidak adanya lengkung di telapak kaki. Namun, ini bukan kelainan berat. "Penyebabnya karena tekstur kaki tidak mengikuti lengkung tulang, bila berjinjit, lengkungannya baru akan terlihat," jelas dokter Spesialis Bedah Orthopaedi di RS Fatmawati, Jakarta, ini.
Sedangkan flat feet rigid atau fixed, disebabkan oleh tulang kaki yang tidak melengkung seperti yang seharusnya. Akibatnya, Si Kecil pun akan tidak mempunyai lengkung kaki. "Bahkan dengan berjinjit pun, telapak kaki tidak akan melengkung seperti pada fleksibel flat feet." Agar tidak sering merasa sakit bila berjalan jauh, biasanya dokter akan menyarankan Si Kecil menggunakan sepatu khusus.

5.   Jari Merpati atau Pigeon Toe
Jari-jari kaki menekuk ke dalam, seperti kaki merpati. Bayi baru lahir punya pigeon toe karena kebiasaan mereka saat dalam kandungan. Kondisi ini biasanya hilang sendiri pada usia 5 tahun. Jika tetap berlanjut, bisa jadi ada penyakit, atau karena pembentukan tulang yang salah secara bawaan.
6.   Clubfoot
Terjadi pada 1 di antara 1.000 kelahiran. Pada 95% kasus, bagian depan kaki menekuk ke bawah, tungkai tertarik ke atas, atau tumit menekuk ke dalam. Biasanya problem ini tak bisa terkoreksi sendiri atau bahkan dengan stretching yang teratur. Penanganan harus dimulai segera setelah anak lahir. Biasanya dengan beberapa tindakan korektif non-operasi. Jika cara-cara ini gagal, operasi dilakukan saat bayi berusia 2-3 bulan.

7.   Kaki Pengkor atau CTEV (Congenital Talipes Equinus Varus)
kelainan lahir dengan ciri kaki bayi menunjuk ke bawah dan terputar ke dalam. Secara klinis hal ini bisa ditunjukkan dengan rotasi tungkai ke bawah ke arah dalam, hingga anak berjalan dengan bagian luar kaki. Kasus ini terjadi karena kurang sempurnanya pembentukan di trimester pertama kehamilan, sehingga terjadi kompresi dalam kandungan, maupun kelainan otot dan sendi.
Ada dua tipe CTEV, yaitu CTEV tipe fleksibel yakni yang bisa dikoreksi dan CTEV tipe rigid. "Kalau ini terjadi, sebaiknya tangani sedini mungkin." Bahkan sejak anak lahir. Cara yang dilakukan antara lain mengkoreksi kaki dengan menggunakan gips. "Kalau sudah ada kemajuan, bayi kemudian diberi sepatu khusus (night splin)." Sedangkan kalau yang diderita adalah tipe rigid, harus dilakukan operasi.

8.   Kaki X atau Varus
Kaki anak berbentuk X. Ini bisa dilihat dari sikap berdirinya. Jika ia berdiri, kedua lututnya saling bersentuhan, tetapi pergelangan kakinya tidak. Lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan lelaki. Anak yang kelebihan berat badan (obesitas) juga bisa terancam varus, karena tulang mereka tidak cukup kuat menahan berat badan.
Varus bisa terjadi saat usia 4 tahun, tapi pada usia 7 tahun kaki anak akan lurus. Jika tak membaik, mungkin anak kena penyakit juvenile rheumatoid arthritis, ricketsia, atau infeksi lain. Anak mesti di-fisioterapi. Operasi mungkin diperlukan tapi jika anak sudah berumur 10-12 tahun, sebelum perkembangan tubuh berhenti.

9.   Kaki O atau Valgus/Bowlegs
Kondisi ini terjadi karena kaki bayi terlipat saat dalam rahim. Kaki biasanya mengalami valgus sampai usia 2 tahun. Jika bertahan hingga usia 3 tahun, dokter akan memberi penanganan yang cocok untuk anak. Bisa berupa splinting, gips, pemakaian brace (penjepit) atau operasi.
Kadang valgus terjadi karena produksi lemak pada kaki anak. Valgus bisa disebabkan oleh penyakit Blount, yakni tulang kering melengkung dan tidak secara tepat masuk dalam sendi lutut. Jika bengkoknya terlihat lebih pada satu kaki saja, penyebabnya bisa karena hambatan pertumbuhan. Biasanya valgus akan normal kembali saat anak usia 8 tahun.
Kelainan Varus dan Valgus ini mempunyai penyebabnya sama, yakni karena lembeknya ligamen sebelah dalam. "Begitu lembeknya sehingga waktu anak berdiri, kakinya tidak dapat menunjang tubuh dengan baik," lanjut Sofyan. Ini juga baru tampak saat bayi berdiri. Kelainan seperti ini biasanya tidak berbahaya.

10. Congenital Dislocation of The Hip (CDH)
Kondisi ini disebabkan benggol lutut keluar atau tidak masuk dengan baik, pada pangkal paha. Kelainan ini bisa juga terjadi akibat sempitnya jalan lahir saat persalinan, sehingga menyebabkan terjadinya dislokasi pada tulang bayi. Bila tidak segera diberikan tindakan perbaikan, akan menyebabkan kelainan bentuk tubuh saat Si Kecil beranjak besar.

11. Proximal Femoral Focal Deficiency (PFFD)
Proximal femoral focal deficiency (PFFD) adalah kelainan bawaan yang jarang terjadi pada tulang pangkal paha atas (thighbone). "Kelainan ini menyebabkan panjang pangkal paha berkurang, sehingga paha yang satu lebih pendek dari yang lainnya atau pendek kedua-duanya." Biasanya kelainan dibarengi dengan kelainan lahir lainnya.
PFFD bukanlah kelainan genetik atau keturunan, kelainan ini disinyalir akibat infeksi akibat toksin tertentu. Sejauh ini, penyebabkan diperkirakan toksin thalidomide dan tranquilizer yang bisa menimbulkan sebab khusus. Ada berbagai macam jenis PFFD, dengan penanganan yang berbeda. Pada kondisi tertentu, tulang paha dapat lebih memanjang sehingga Si Kecil bisa berjalan dengan lebih baik.

þ Kelainan Tulang Tubuh

1.    Scoliosis
Skoliosis merupakan kurva abnormal dari tulang belakang. Normalnya, bila dilihat dari bidang tampak depan/koronal, kurva tulang belakang lurus satu garis dari leher sampai sacrococcygeus (tulang ekor). Bila dilihat dari sisi samping/lateral view terdapat kurva ke depan terus ke belakang. "Gunanya menjaga supaya tulang belakangnya stabil.
Tulang leher melengkung ke depan (lordosis), tulang punggung melengkung ke belakang (kifosis), tulang lumbal (pinggang) akan ke depan lagi, kemudian pada tulang sakrum (tulang duduk) akan ke belakang atau kifosis, sampai ke tulang ekor. Skoliosis terjadi bila ada suatu penyimpangan atau deviasi ke arah lateral (kiri atau kanan) sehingga bengkok dan tak lurus.
Berat ringannya skoliosis tergantung dari besar kecil derajat lengkungnya. Disebut ringan bila derajatnya di bawah 20 derajat. Disebut sedang, bila lengkungnya antara 20-40 derajat. Kondisi berat terjadi bila lengkungnya di atas 40 derajat dan sangat berat sekitar ratusan derajat. Penyebab skoliosis bermacam-macam. Bila derajat lengkungnya melebihi 40 derajat, maka penderita skoliosis dianjurkan operasi.
Dr. Kemal Hastobroto Salim, SpOT, spesialis Orthopedi & Traumatologi dari RS Bunda Margonda, mengatakan agar kelainan tulang dapat segera diatasi, orangtua perlu mendengarkan keluhan anak dan segera mengeceknya ke dokter. Selain itu, sering-seringlah melakukan kontak fisik dengan anak seperti menggantikan bajunya untuk mengamati tulang punggung anak. Umumnya anak perempuan lebih berisiko terkena skoliosis, katanya
Skoliosis, dapat ditandai oleh beberapa ciri berikut ini:
² Riwayat skoliosis dalam keluarga.
² Nyeri pada pinggang/punggung anak.
² Adanya tanda berupa bercak-bercak cokelat pada kulit.
² Pundak tidak sama tinggi.
² Pinggul tidak sama tinggi.
² Tulang belikat menonjol sebelah.
² Jarak antara lengan dan pinggang kanan maupun kiri tidak sama.
Skoliosis dapat diperburuk oleh beberapa hal sebagai berikut:
² Kegemukan
Kelebihan berat badan dapat memperberat beban terhadap tulang belakang disamping mempengaruhi keberhasilan pemakaian brace.
² Usia
Semakin muda usia munculnya skoliosis, semakin besar kemungkinan gangguan ini akan menjadi semakin parah.
² Sudut kurva
Semakin besar sudut, semakin besar kemungkinan akan mengalami pemburukan apabila tidak dilakukan tindakan.
² Lokasi
Skoliosis di bagian tengah atau bawah tulang punggung lebih kecil kemungkinan menjadi buruk ketimbang skoliosis di bagian atas karena beban berat badan di bagian bawah lebih besar.

2.   Spina Bifida
Spina bifida terjadi apabila tulang belakang (vertebrae) bayi tidak menutup dengan baik, yaitu tidak tertutupnya bagian spinal dengan tulang belakang yang menonjol (bulge). Spina bifida dapat terjadi pada setiap bagian tulang belakang, pada saat janin masih di dalam kandungan.
Jenis lain dari kelainan tulang belakang ini, yaitu spina bifida occulta. Kelainan yang secara kasat mata tidak terlihat, karena berada di bawah kulit ini, merupakan kelainan dimana pada beberapa ruas tulang belakang tidak terdapat kleps yang menonjol. "Karena kelainan ini tidak dapat terlihat dengan nyata, kecuali kalau kita menyentuhnya, biasanya banyak orang yang tidak menyadari adanya kelainan ini, " terang Dr. Sofyan.

3.   Sprengel Deformity
Sprengel Deformity adalah kelainan bawaan yang terjadi pada tulang punggung atau tulang belikat(Scapula). Tulang belikat letaknya lebih tinggi dibandingkan tulang lain di sekitarnya. Punggung yang letaknya meninggi ini menyebabkan tulang belakang dan leher merapat, sehingga mempengaruhi gerakan lengan tangan pada bagian yang mengalami kelainan tersebut. Hingga saat ini, penyebab kelainan ini masih belum diketahui.

4.   Torticollis
Kelainan ini terjadi akibat adanya tarikan otot pada tulang tengkuk, sehingga menyebabkan adanya distorsi pada leher. Kondisi ini menyebabkan leher akan tertarik pada satu sisi dimana tarikan otot terjadi. Ini membuat wajah terlihat miring ke satu sisi. Penyebabnya bisa karena bawaan, keadaan histeris atau adanya tekanan pada susunan syaraf tertentu. Torticollis juga dikenal dengan nama Wryneck.


þ Kelainan Tulang Tangan
1.    Radius and Ulna
Radius and Ulna merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada tulang lengan bawah. Panjang tulang bawah lengan tidak tumbuh normal. Kelainannya bisa terjadi secara keseluruhan atau pada bagian tertentu. Kelainan ini menyebabkan fungsi tangan tidak bekerja dengan baik.
Radial Clubhand merupakan bentuk lain dari kelainan yang terjadi pada lengan, ini terjadi bila pada tulang bawah lengan tidak terbentuk sama sekali. Sehingga tangan menjadi tidak tersangga dengan baik, yang menyebabkan tangan menjadi menekuk ke dalam. "Pada bayi, biasanya dilakukan gips atau menggunakan brace."
2.   Webbing Jari-jari Tangan
Seperti halnya pada jari kaki, pada kondisi ini jari-jari tangan berjarak lebih lebar dari normal. Biasanya tangan masih berfungsi dengan baik dan tidak mengganggu.

3.   Jari Tambahan atau Syndactilly

Sama dengan jari kaki, jari tambahan bisa terjadi pada tangan. Biasanya jari tambahan